Sabtu, 29 Agustus 2009

tsunade

Tsunade adalah karakter fiksi dari anime dan manga Naruto. Ia adalah cucu dari Hokage Pertama, keponakan dari Hokage Kedua, dan kunoichi dari tiga sennin legendaris dan sekarang dikenal sebagai Hokage Kelima. Tsunade adalah seorang ninja medis dan juga "penjinak siput". Perlu diketahui bahwa Tsunade adalah Hokage sekaligus Kage wanita pertama di seluruh dunia.

Nama Jiraiya, Tsunade dan Orochimaru berasal dari cerita kuno Jiraiya Goketsu Monogatari (児雷也豪傑物語, "Legenda Jiraiya yang pemberani") dari literatur Jepang. Pada cerita itu, Jiraiya dan Tsunade adalah sepasang suami istri. Nama "Tsunade" (綱手) sendiri berarti "menambatkan tali".

Kata "Hime" (姫, "Putri") ditambahkan kedalam nama Tsunade, konon disebabkan karena dia adalah cucu dari Hokage Pertama. Bagaimanapun, alasan utama orang memanggilnya dengan sebutan putri disebabkan rasa segan dan takut mereka terhadapnya, atau mungkin juga sebutan itu digunakan untuk "menjilat" Tsunade yang terkenal. Tsunade terkenal dengan dadanya yang besar, kekuatannya yang mengerikan, dan hatinya yang lembut.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Latar Belakang

[sunting] Karakteristik

Tsunade bisa dikenali dari wajahnya yang relatif cantik berumur 50-an, berambut pirang, dan berdada sangat besar. Biasa memakai kimono dan celana panjang. Kepribadiannya bisa amat buruk dan judes, sama seperti Sakura. Menurut informasi yang dihimpun Jiraiya, terkadang dia merubah wujudnya menjadi wanita setengah baya, nenek-nenek renta, bahkan seorang gadis berumur 14 tahun untuk menghindari penagih hutang yang tidak bisa dibayarnya karena selalu kalah dalam judi. Tsunade memiliki segel bayangan di dahinya untuk menyimpan chakra yang digunakan pada saat-saat kritis. Tsunade juga terkadang suka memanfaatkan bawahannya setelah menjadi hokage, walaupun tidak keterlaluan (tapi kadang kadang bisa keterlaluan juga kalau Tsunade marah). Tsunade juga takut akan darah karena kenangan buruk di masa lalunya.

[sunting] Kemampuan

Kemampuan Tsunade sebagai ninja medis maupun petarung sudah tidak diragukan lagi. Kemampuan medis dan kecerdasannya yang mengagumkan, seperti kemampuannya untuk melakukan regenrasi dengan segel bayangan. Kekuatan fisiknya amat mengerikan. Kabuto menggambarkannya sebagai "Sekali kena maka habis sudah". Dengan satu jari bisa membelah tanah, tendangannya menghancurkan daerah sekitarnya, bahkan menggunakan pisau milik gamabunta yang panjangnya 10-15 kali besar tubuhnya. Dia juga bisa menggunakan Kuchiyose berupa siput. Sewaktu kanak-kanak, jiraiya pernah dipukul olehnya dan terpental sampai 100 m. Tidak ada yang selamat jika sudah mengenai pukulan Tsunade. Menurut cerita yang diceritakan Yamato kepada Naruto,Jiraiya pernah hampir kehilangan nyawanya. 6 tulang rusuk patah akibat dipukul sekuat tenaga oleh Tsunade, penyebabnya karena Jiraiya bermaksud untuk mengintip pemandian wanita. Semua kemampuan Tsunade diturunkan kepada Sakura, yang menurt Jiraiya adalah pewaris tenaga Tsunade alias Tsunade Ke-dua. Demikian pula Tsunade, yang menganggap kalau Naruto adalah Jiraiya Ke-dua. Mereka juga yakin Sasuke itu pewaris tenaga Orochimaru.

[sunting] Kemunculan

[sunting] Pencarian Tsunade

Kemunculan pertamanya sebagai tokoh dalam naruto berawal disini. Ketika sedang berwisata, dia didatangi oleh orochimaru untuk kembali menghidupkan adik dan kekasihnya. Tsunade diberi waktu 1 minggu untuk memikirkannya. Naruto dan Jiraiya kemudian bertemu dengannya, setelah pertemuan dengan Orochimaru. Dia lalu berkata sangat kasar tentang Konoha dan para hokage pendahulunya. Naruto yang panas menantangnya bertarung. Naruto kalah telak dan diberi waktu 1 minggu oleh Tsunade untuk menyempurnakan Rasengan. Sebagai taruhannya, dia mempertaruhkan kalung warisan hokage pertama. Kemudian Jiraiya mengajaknya minum-minum, tetapi dengan cerdik dia berhasil memberi racun pada sake Jiraiya. Jiraiya yang kepayahan meminta pertolongan pada Naruto dan Shizune. Tsunade menemui Orochimaru, dan menolak tawarannya setelah hatinya tergerak oleh tekad Naruto. Tsunade dan Jiraiya lalu bertarung melawan Orochimaru dan Kabuto. Tsunade yang phobia darah hanya bisa diam dan dihajar oleh Kabuto. Dia mati-matian melindungi naruto. Disaat kritis dia diselamatkan naruto dengan rasengan yang telah sempurna dalam waktu hanya seminggu. Setelah pertarungan usai, Tsunade mati-matian menyembuhkan naruto, dan berhasil. Tsunade lalu memberikan kalungnya yang sangat mahal (konon bisa membeli tiga buah gunung) karena kalah bertaruh.

[sunting] Peran Tsunade di Naruto part II

Setelah "pencarian Tsunade", kemunculan tokoh Tsunade hanya mendapatkan porsi yang sedikit. Namun hal itu bukan berarti dia karakter yang tidak penting. Kurang lebih perannya sama seperti Sarutobi, yang hanya muncul sekilas-sekilas untuk memberi misi, maupun melakukan hal-hal lain, seperti pengoprasian tubuh Lee yang hancur akibat pertarungan dan kemunculan-kemunculan sekilas di Naruto II.

jiraya

Jiraiya adalah seorang karakter fiksi dari anime dan manga Naruto. Nama kanjinya (自来也) memiliki arti "datang karena keinginan sendiri", yang banyak digambarkan oleh kelakuannya; datang dan menghilang dari desa Konoha secara tiba-tiba kapan saja ia mau.

Nama Jiraiya, Tsunade dan Orochimaru berasal dari cerita kuno Jiraiya Goketsu Monogatari (児雷也豪傑物語, "Legenda Jiraiya si pemberani") dari literatur Jepang. Jiraiya dalam cerita ini memiliki kemampuan untuk memanggil seekor kodok besar (kodok itu sendiri terkadang disebut sebagai "Jiraiya") dan seekor kodok ajaib. Pada cerita itu, Jiraiya dan Tsunade adalah sepasang suami istri. Dalam cerita ini juga, namanya ditulis sebagai "児雷也" yang berarti "Petir Muda" yang berasal dari nama Garaiya (我来也, aku telah datang) dari Kaishi (諧史), cerita kuno yang berasal dari Tiongkok.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Latar belakang

[sunting] Karakteristik

Jiraiya memiliki karakteristik yang unik dan mencolok. Dengan mudah orang bisa mengenalinya. Rambut putihnya yang amat panjang dan mirip duri, mukanya yang dicat seperti pementas kabuki dan badannya yang besar, serta kelakuannya yang super mesum dengan mudah dikenali semua orang. Badannya besar dan tinggi, sehingga ia mudah dikenali jika berdiri diantara orang-orang.

[sunting] Kemampuan

Jiraiya, sebagai sannin memiliki simpanan jutsu yang amat banyak. Saat pertama muncul, dia sudah mengeluarkan Kuchiyose no Jutsu, jurus legenda yang hanya dikuasai beberapa orang. Pengetahuan dan penguasaan atas segel gaib/fuuinjutsu juga amat luas, salah satu contohnya ialah ketika dia melepas segel gaib pemberian Orochimaru. Koleksi jutsunya juga sangat banyak, seperti jutsu gabungan antara dia dan Gamabunta, jutsu-jutsu elemen tanah dan mungkin masih banyak lagi yang lain.

Kemampuan aslinya dikeluarkan ketika cerita masuk di part II, ketika Jiraiya berhadapan langsung dengan ketua Akatsuki alias Pein. Dia ditunjukkan menguasai berbagai jutsu atau jurus yang berhubungan dengean segel, pemanggilan kodok dan jurus ninjutsu. Jurus andalan Jiraiya sejauh ini adalah Rasengan mirip kepunyaan Naruto hanya saja lebih besar dan jurus pemanggilan tetua kodok "kakek" dan "nenek", yang bertengger di pundak Jiraiya dan bisa membantunya dalam pertempuran, mereka juga sangat membantu dalam meloloskan Jiraiya dari keadaan bahaya. Jurus terkuat pasangan kodok itu ialah genjutsu atau ilmu ilusi yang membuat lawannya terperangkap dalam kubah air dalam alam bawah sadar, sementara Jiraiya membunuh lawannya di dunia nyata.

[sunting] Kemunculan Jiraiya

Jiraiya pertamakali muncul ketika Naruto sedang berlatih pengontrolan chakra bersama guru Ebisu. Guru ebisu yang melihat orang tua mencurigakan dan langsung menyerang orang tersebut, tetapi ia dengan mudah dapat dilumpuhkan dengan kuchiyose milik orang tersebut; yang tidak lain adalah Jiraiya. Naruto yang kesal karena latihannya diganggu meminta pertanggungjawaban kepada jiraiya untuk melatihnya. Jiraiya lalu menyadari kenapa Naruto sulit mengontrol chakra miliknya. Ini disebabkan oleh segel yang diberikan oleh Orochimaru ketika ujian chuunin berlangsung. Jiraiya lalu melepas segel itu dan membuat Naruto bisa mengontrol chakra miliknya dengan benar. Naruto lalu diajarkan memanggil kuchiyose, yang berjenis katak, sama seperti Jiraiya dan Hokage ke-4. Ketika penyerangan berlangsung, Jiraiya membantu konoha untuk menghalau ular-ular milik Orochimaru.

[sunting] Pencarian Tsunade

Setelah kekacauan selesai, Konoha yang jabatan hokagenya kosong mencari pengganti baru. Jiraiya yang ditawarkan untuk menjadi Hokage menolak, dia mengajukan satu nama, Tsunade . Jiraiya dan Naruto lalu mencari kemana tsunade, sambil melatih Naruto dan mengajarinya jurus legendaris Rasengan. Ditengah perjalanan, mereka bertemu Itachi dan Kisame. Beruntung, Jiraiya berhasil mengalahkan dan mengusir mereka berdua, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah Jiraiya bertemu dengan Tsunade, dia mengutarakan maksudnya. Tetapi Tsunade telah bertemu dengan Orochimaru dan meracuni Jiraiya sampai tidak bisa mengontrol chakra miliknya dengan benar. Ternyata Tsunade tidak berniat memenuhi tawaran Orochimaru. Mereka lalu bertarung dengan sengit. Orochimaru yang didesak oleh Jiraiya, Naruto, dan Tsunade akhirnya melarikan diri.

[sunting] Part II: Shippuden

Jiraiya pertamakali muncul pada paruh kedua cerita ketika ia mengembalikan Naruto ke tim ninja Konoha. Dia berpesan pada Naruto agar berhati-hati dalam prjalanannya karena akan diincar oleh Akatsuki karena siluman didalam tubuhnya. Dia lalu menghilang selama beberapa lama dan akhirnya muncul lagi ketika cerita mulai menyibak siapa sebenarnya pempmin Akatsuki itu.

Jiraiya lalu pergi ke desa Hujan dan menyelidiki siapa sebenarnya ketua Akatsuki. Dia menyamar menjadi bartender dan menangkap dua orang shinobi desa tersebut dan menginterogasinya. Akhirnya diketahui kalau ketua Akatsuki bernama Pein/Pain, yang sangat kuat dan dianggap dewa oleh mereka. Jiraiya lalu keluar dari persembunyiannya tetapi dihadang oleh Konan, seorang wanita anggota Akatsuki juga, di masa lalunya merupakan murid Jiraiya pada masa peperangan dengan desa Hujan. Dia dengan mudah melumpuhkan Konan, tetapi pertarungan diinterupsi dengan kehadiran Pein, yang juga murid Jiraiya dulu dikenal dengan nama Nagato. Jiraiya lalu berusaha mengorek keterangan dari Pein, tetapi yang bersangkutan menjawab dengan keras kepala dan berujung pertarungan.

Jiraiya akhirnya tewas ditangan Pein setelah Pein mengeluarkan 6 tubuhnya.Namun sebelum tewas ia telah memberikan kode soal kematianya lewat seekor kodok kepada Tsunade

[sunting] Jiraiya dan kemunculannya di media lain

  • Dulu ada sebuah serial tokutsasu yang berjudul jiraiya yang mengisahkan seorang ninja yang bertarung melawan kejahatan ala tokutsasu.
  • Jiraiya juga sebuah judul manga yang juga diterbitkan oleh elex, tentang ninja yang bisa menggunakan ilmu gaib.


jiraya

Kamis, 27 Agustus 2009

kyubi

Kitsune ( ?)(Bunyi pengucapan) adalah sebutan untuk binatang rubah dalam bahasa Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, rubah sering ditampilkan dalam berbagai cerita sebagai makhluk cerdas dengan kemampuan sihirnya yang semakin sempurna sejalan dengan semakin bijak dan semakin tua rubah tersebut. Selain itu, rubah mampu berubah bentuk menjadi manusia. Dalam legenda, rubah sering diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih, atau istri, walaupun sering terdapat kisah rubah menipu manusia.

Di zaman Jepang kuno, rubah dan manusia hidup saling berdekatan sehingga legenda tentang kitsune muncul dari persahabatan antara manusia dan rubah. Dalam kepercayaan Shinto, kitsune disebut Inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari Kami. Semakin banyak ekor yang dimiliki kitsune (kitsune bisa memiliki sampai 9 ekor), maka semakin tua, semakin bijak, dan semakin kuat pula kitsune tersebut. Sebagian orang memberi persembahan untuk kitsune karena dianggap memiliki kekuatan gaib.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Asal-usul

Rubah berekor sembilan (huli jing) yang mirip dengan kitsune dalam cerita rakyat Tiongkok.

Mitos kitsune sering menjadi bahan perdebatan, karena seluruhnya mungkin berasal dari sumber asing atau bisa juga merupakan konsep asli Jepang yang berkembang di abad ke-5 SM. Sebagian mitos tentang rubah di Jepang bisa ditelusur hingga ke cerita rakyat Tiongkok, Korea, atau India. Cerita paling tua tentang kitsune berasal dari Konjaku Monogatari yang berisi koleksi cerita Jepang, India, dan Tiongkok yang berasal dari abad ke-11.[1] Cerita rakyat Tiongkok mengisahkan makhluk huli jing (arwah rubah) yang mirip kitsune dan bisa memiliki ekor hingga sembilan. Di Korea, makhluk yang disebut kumiho (rubah berekor sembilan) merupakan makhluk mistik yang telah berumur lebih dari seribu tahun. Rubah di Tiongkok dan Korea digambarkan berbeda dengan rubah di Jepang. Tidak seperti di Jepang, rubah kumiho di Korea selalu digambarkan sebagai makhluk jahat. Walaupun demikian, ilmuwan seperti Ugo A. Casal berpendapat bahwa persamaan dalam cerita tentang rubah menunjukkan bahwa mitos kitsune berasal kitab India seperti Hitopadesha yang menyebar ke Tiongkok dan Korea, hingga akhirnya sampai ke Jepang.[2]

Sebaliknya, ahli cerita rakyat Jepang, Nozaki Kiyoshi, berargumentasi bahwa kitsune sudah dianggap sebagai sahabat orang Jepang sejak abad ke-4, dan unsur-unsur yang diimpor dari Tiongkok dan Korea hanyalah sifat-sifat jelek kitsune.[3] Nozaki menyatakan bahwa dalam naskah Nihon Ryakki asal abad ke-16, terdapat cerita tentang rubah dan manusia yang hidup berdampingan di zaman kuno Jepang, sehingga menurut Nozaki merupakan latar belakang timbulnya legenda asli Jepang tentang kitsune.[4] Peneliti Inari bernama Karen Smyers berpendapat bahwa ide rubah sebagai penggoda manusia, serta hubungan mitos rubah dengan agama Buddha diperkenalkan ke dalam cerita rakyat Jepang melalui cerita serupa asal Tiongkok, namun Smyers mengatakan beberapa cerita berisi unsur-unsur cerita yang khas Jepang.[5]

[sunting] Etimologi

Rubah Hokkaido sedang tidur di atas salju. Di Jepang terdapat dua subspesies rubah merah: rubah Hokkaido (Vulpes vulpes schrencki), dan rubah merah Jepang (Vulpes vulpes japonica).

Menurut Nozaki, kata "kitsune" berasal dari onomatope.[4] Kata "kitsune" berasal dari suara salakan rubah yang menurut pendengaran orang Jepang berbunyi "kitsu", sedangkan akhiran "ne" digunakan untuk menunjukkan rasa kasih sayang. Asal-usul kata kitsune juga digunakan Nozaki untuk menunjukkan bukti lebih lanjut bahwa kisah rubah baik hati dalam cerita rakyat Jepang adalah produk dalam negeri dan bukan kisah impor.[3] Bunyi "kitsu" sebagai suara rubah menyalak sudah tidak dikenal orang di zaman sekarang. Dalam bahasa Jepang modern, suara rubah ditulis sebagai "kon kon" atau "gon gon".

Asal-usul nama "kitsune" dikisahkan dalam dongeng tertua yang hingga sekarang masih sering diceritakan orang, tapi mengandung penjelasan etimologi yang sekarang dianggap tidak benar.[6] Berbeda dengan sebagian besar dongeng yang menceritakan kitsune bisa berubah wujud menjadi wanita dan menikah dengan manusia, dongeng berikut ini tidak berakhir tragis:[7][8]

Pria bernama Ono asal Mino (menurut legenda kuno Jepang tahun 545), menghabiskan musim demi musim berkhayal tentang wanita cantik yang sesuai dengan seleranya. Di suatu senja, Ono bertemu dengan wanita idealnya di padang rumput yang luas, dan mereka berdua akhirnya menikah. Bersamaan dengan kelahiran putra pertama mereka, anjing yang dipelihara Ono juga melahirkan. Anak anjing yang dilahirkan tumbuh sebagai anjing yang semakin hari semakin galak terhadap istri Ono. Permohonan sang istri untuk membunuh anjing galak tersebut ditolak Ono. Pada akhirnya di suatu hari, si anjing galak tersebut menyerang istri Ono dengan ganas. Istri Ono begitu ketakutan hingga berubah bentuk menjadi rubah, meloncat pagar dan kabur.
"Istriku, kau mungkin seekor rubah," begitu Ono memanggil-manggil istrinya agar pulang, "tapi kau tetap ibu dari anakku dan aku cinta padamu. Pulanglah bila kau berkenan, aku selalu menunggumu."
Sang istri akhirnya pulang ke rumah di setiap senja, dan tidur di pelukan Ono.[6]

Istilah "kitsune" merupakan sebutan untuk siluman rubah yang pulang ke rumah suami sebagai wanita di senja hari, tapi pergi di pagi hari sebagai rubah. Dalam bahasa Jepang kuna, kata "kitsu-ne" berarti "datang dan tidur", sedangkan kata "ki-tsune" berarti "selalu datang".[8]

[sunting] Deskripsi

Patung kitsune di kuil Inari dekat Todaiji, Nara

Kitsune dipercaya memiliki kecerdasan super, kekuatan sihir, dan panjang umur. Sebagai sejenis yōkai atau makhluk halus, "kitsune" sering dijelaskan sebagai "arwah rubah" tapi bukan hantu, dan bentuk fisiknya tidak berbeda dengan rubah biasa. Semua rubah yang panjang umur juga dipercaya memiliki kemampuan supranatural.[5]

Kitsune digolongkan menjadi dua kelompok besar. Kelompok zenko yang terdiri dari rubah baik hati yang bersifat kedewaan (sering disebut rubah Inari), dan kelompok rubah padang rumput (yako) yang suka mempermainkan manusia dan bahkan bersifat jahat[9] Tradisi berbagai daerah di Jepang juga masih mengelompokkan kitsune lebih jauh lagi[10] Arwah rubah tak kasat mata yang disebut ninko misalnya, hanya bisa dilihat manusia yang sedang kerasukan ninko. Tradisi lain mengelompokkan kitsune ke dalam salah satu dari 13 jenis kitsune berdasarkan kemampuan supranatural yang dimiliki.[11][12]

Secara fisik, kitsune dipercaya bisa memiliki hingga 9 ekor.[13] Jumlah ekor yang semakin banyak biasanya menunjukkan rubah yang makin tua tapi semakin kuat. Beberapa cerita rakyat bahkan mengatakan ekor rubah hanya tumbuh kalau rubah tersebut sudah berumur 1.000 tahun[14]

Dalam cerita rakyat, kitsune sering digambarkan berekor satu, lima, tujuh, atau sembilan.[15] Ketika kitsune mendapatkan ekornya yang ke-9, bulu kitsune menjadi berwarna putih atau emas.[13] Kitsune jenis ini disebut kyūbi no kitsune (kitsune berekor sembilan) dan memiliki kemampuan untuk mendengar dan melihat segala peristiwa yang terjadi di dunia. Dongeng lain menggambarkan mereka sebagai makhluk super bijak dan serba tahu.[16]

Kartu monster (obake karuta) dari awal abad ke-19 yang bergambar kitsune

Kitsune bisa berubah wujud menjadi manusia dan kemampuan ini baru didapat setelah kitsune mencapai usia tertentu (biasanya 100 tahun), walaupun beberapa cerita mengatakan 50 tahun.[14] Siluman rubah harus meletakkan sejenis tanaman alang-alang yang tumbuh di dekat air, daun yang lebar, atau tengkorak di atas kepalanya sebagai syarat perubahan wujud.[17] Rubah bisa berubah wujud menjadi wanita cantik, anak perempuan, atau lelaki tua. Perubahan wujud ini tidak dibatasi umur atau jenis kelamin rubah, [5] dan kitsune dapat menjadi kembaran dari sosok orang tertentu.[18] Rubah sangat terkenal dengan kemampuan berubah wujud sebagai wanita cantik. Di abad pertengahan, orang Jepang percaya kalau ada wanita yang sedang berada sendirian di saat senja atau malam hari kemungkinan adalah seekor rubah.[19]

Dalam beberapa cerita, kitsune memiliki kesulitan dalam menyembunyikan ekornya ketika sedang menyamar menjadi manusia. Kitsune sering ketahuan sedang mencari-cari ekornya, mungkin kalau rubah sedang mabuk atau kurang hati-hati. Kelemahan ini bisa digunakan untuk memastikan manusia yang sedang dilihat adalah siluman kitsune.[20]

Berbagai variasi cerita mengisahkan kitsune sebagai makhluk yang masih mempertahankan ciri-ciri khas rubah, seperti tubuh yang bermantelkan bulu-bulu halus, bayangan siluman kitsune yang sama seperti bayangan rubah, atau siluman kitsune yang terlihat sebagai rubah ketika sedang berkaca.[21] Istilah "kitsune-gao" (muka kitsune) digunakan di Jepang untuk menyebut wanita yang berwajah sempit, mata yang berdekatan, alis mata yang tipis, dan tulang pipi yang tinggi. Di zaman dulu, wanita bermuka kitsune-gao dianggap cantik, dan dipercaya sebagai rubah yang sedang berubah wujud sebagai wanita dalam beberapa dongeng.[22] Kitsune takut dan sangat benci pada anjing, bahkan ketika sedang berubah wujud sebagai manusia. Sebagian kitsune bahkan gemetaran kalau melihat anjing, kembali berubah wujud menjadi rubah dan lari pontang-panting. Orang yang taat dan berbakti kabarnya gampang mengenali siluman rubah.[23]

Salah satu cerita rakyat mengisahkan ketidaksempurnaan perubahan wujud seekor kitsune yang sedang menjadi manusia bernama Koan. Menurut cerita, Koan yang bijak dan memiliki kekuatan sihir sedang mau mandi di rumah salah seorang muridnya. Air mandi ternyata dimasak terlalu panas, dan kaki Koan melepuh ketika masuk ke bak mandi. "Koan yang sedang kesakitan, lari keluar dari kamar mandi telanjang. Orang-orang di rumah yang melihatnya terkejut. Sekujur badan Koan ternyata ditumbuhi bulu seperti mantel, berikut ekor dari seekor rubah. Koan lalu berubah wujud di hadapan murid-muridnya menjadi seekor rubah tua dan melarikan diri."[24]

Kemampuan supranatural lain yang dimiliki kitsune, antara lain: mulut dan ekor yang bisa mengeluarkan api atau petir (dikenal sebagai kitsune-bi yang secara harafiah berarti "api kitsune"), membuat manusia kerasukan, memberi pesan di dalam mimpi orang agar melakukan sesuatu, terbang, tak kasat mata, dan menciptakan ilusi yang begitu mendetil hingga tidak bisa dibedakan dari kenyataan.[21][17] Pada beberapa cerita, kitsune bahkan memiliki kekuatan yang lebih besar lagi, sampai bisa mengubah ruang dan waktu, membuat orang menjadi marah, atau berubah menjadi bentuk-bentuk yang fantastis, seperti pohon yang sangat tinggi atau sebagai bulan kedua di langit.[25][26] Kitsune lainnya memiliki ciri-ciri yang mengingatkan orang pada vampir atau succubus dan memangsa roh manusia, biasanya melalui kontak seks.[27]

[sunting] Kitsunetsuki

Inari dan arwah rubah membantu pandai besi Munechika sewaktu membuat pedang Ko-kitsune-maru (Rubah Kecil) di akhir abad ke-10 (tema drama noh Sanjo Kokaji)

Istilah kitsunetsuki (狐憑き atau 狐付き ?) secara harafiah berarti kerasukan kitsune. Korban biasanya wanita muda yang kemasukan kitsune dari bagian kuku jari atau melalui bagian buah dada.[28] Pada beberapa kasus, wajah korban konon berubah sedemikian rupa hingga menyerupai rubah. Menurut tradisi di Jepang, kalau orang Jepang yang buta huruf sedang kerasukan kitsune, orang tersebut bisa melek huruf untuk sementara waktu.[29]

Ahli cerita rakyat Lafcadio Hearn mengisahkan peristiwa kerasukan kitsune dalam volume pertama buku karyanya Glimpses of Unfamiliar Japan:

Aneh memang kegilaan orang yang dirasuki iblis rubah. Kadang-kadang mereka berlarian telanjang sambil berteriak-teriak di jalanan. Kadang-kadang mereka tidur-tiduran dengan mulut berbuih dan menyalak seperti rubah. Dan di bagian tubuh orang yang kerasukan, terlihat benjolan yang bergerak-gerak di bawah kulit yang kelihatannya memiliki nyawa sendiri. Bila ditusuk dengan jarum, benjolan tersebut langsung berpindah ke tempat lain. Benjolan tidak bisa dicengkeram, lepas bila ditekan dengan tangan yang kuat dan lolos dari jari-jari. Orang yang sedang kerasukan kabarnya bisa berbicara dan menulis bahasa yang mereka tidak kuasai sebelum kerasukan. Mereka hanya memakan makanan yang dipercaya disenangi rubah, seperti — tahu, aburagé, azukimeshi, dan lain lain. Mereka juga makan banyak sekali dan membela diri bahwa yang sedang makan itu bukan mereka, tapi arwah rubah.[30]

Lafcadio Hearn menambahkan bahwa orang yang sudah terbebas dari kerasukan kitsune bakal tidak doyan lagi makan tahu aburage, azukimeshi, atau makanan lain yang digemari rubah.

Upacara mengusir setan dilakukan di kuil-kuil Inari untuk membujuk kitsune agar mau keluar dari tubuh orang yang sedang dimasukinya.[31] Di zaman dulu, kalau usaha lemah lembut membujuk rubah tidak berhasil atau pendeta kebetulan tidak ada, korban kitsunetsuki dipukuli atau dibakar sampai terluka parah agar kitsune mau keluar. Kalau ada seorang anggota keluarga yang kerasukan, seluruh anggota keluarga korban diasingkan oleh masyarakat.[30]

Di Jepang, kerasukan kitsune (kitsunetsuki) sudah dianggap sebagai penyakit sejak zaman Heian dan merupakan diagnosis umum untuk gejala penyakit mental hingga di awal abad ke-20.[32][33] Kerasukan digunakan sebagai penjelasan kelakuan abnormal dari penderita. Di akhir abad ke-19, Dr. Shunichi Shimamura mencatat beberapa gejala penyakit yang disebabkan demam sering dianggap sebagai kitsunetsuki.[34]

Dalam istilah kedokteran, kerasukan kitsune merupakan gejala penyakit mental yang khas dalam kebudayaan Jepang. Pasien percaya dirinya sedang dirasuki rubah.[35] Gejala kerasukan kitsune di antaranya selalu ingin makan nasi atau kacang azuki, bengong, gelisah, dan menghindari tatapan mata orang lain. Penyakit kerasukan kitsune mirip tapi berbeda jauh dari lycanthropy (manusia serigala).[36]

[sunting] Hoshi no tama

Kitsune yang memancarkan cahaya kitsune-bi sedang berkumpul di dekat kota Edo (lukisan ukiyo-e karya Hiroshige)

Penggambaran kitsune dan korbannya sering mengikutsertakan benda putih yang disebut "bola bintang" (hoshi no tama) berbentuk bulat atau seperti bawang. Dalam dongeng, permata hoshi no tama berselimutkan api disebut kitsune-bi (api rubah).[37] Di dalam sebagian cerita, hoshi no tama digambarkan sebagai mutiara atau permata yang memiliki kekuatan sihir.[38] Ketika sedang tidak berubah wujud menjadi manusia atau merasuki manusia, kitsune menggigit hoshi no tama atau membawanya di bagian ekor.[14] Permata merupakan simbol yang lazim ditemukan pada Inari, dan rubah suci Inari sangat jarang digambarkan tidak memiliki permata.[39]

Sebagian orang percaya, sebagian kekuatan kitsune berada di dalam permata "bola bintang" ketika kitsune berubah wujud. Cerita lain menggambarkan mutiara sebagai perlambang nyawa kitsune. Kitsune akan mati jika terlalu lama terpisah dari mutiaranya. Orang yang berhasil mengambil bola kitsune, kabarnya bisa menukar bola tersebut dengan kekuatan sihir yang dimiliki kitsune.[40] Dalam dongeng abad ke-12, seorang laki-laki berhasil mengambil bola kitsune dan mendapat imbalan ketika mengembalikannya:

"Kau terkutuk!" maki sang rubah. "Kembalikan bolaku!" Tapi laki-laki itu mengabaikan permohonan kitsune, hingga kitsune berkata sambil menangis, "Baiklah, kau boleh ambil bolaku, tapi bola tersebut bakal tidak ada gunanya buat kau, kalau kau tidak tahu cara menggunakannya. Bagiku, bola itu adalah segala-galanya. Aku peringatkan, kalau kau tidak mau mengembalikannya, kau bakalan jadi musuhku selamanya. Tapi bila kau mau mengembalikannya, aku akan terus mendampingimu bagaikan dewa pelindung."

Nyawa laki-laki tersebut kemudian diselamatkan sang rubah yang membantunya melawan gerombolan bandit.[41]

[sunting] Penggambaran

[sunting] Pelayan Inari

Taira no Kiyomori bertemu dengan Inari. Lukisan ukiyo-e karya Utagawa Kuniyoshi.

Dalam kepercayaan Shinto, kitsune sering dikaitkan dengan Inari.[42] Hubungan antara Inari dan kitsune makin memperkuat kedudukan kitsune dalam dunia supranatural.[43] Kitsune mulanya merupakan pembawa pesan yang bertugas bagi dewa Inari, tapi garis pemisah antara Inari dan kitsune makin kabur sehingga Inari digambarkan sebagai seekor rubah. Kuil Shinto yang memuliakan Inari disebut kuil Inari, tempat orang memberikan sesajen[10] Kitsune kabarnya suka sekali makan potongan tahu goreng aburage. Kitsune makan aburage yang biasa diletakkan di atas masakan mi Jepang yang disebut Kitsune Udon dan Kitsune Soba. Sejenis sushi yang dimasukkan di dalam kantong dari aburage disebut Inari-zushi.[44] Ahli cerita rakyat sering berspekulasi tentang keberadaan kepercayaan rubah yang lain, karena rubah sejak dulu sudah dipuja sebagai Kami.[45]

Kitsune di kuil Inari berwarna putih yang merupakan warna pertanda baik.[10] Mereka dipercaya memiliki kekuatan untuk menangkal iblis, dan kadang-kadang bertugas sebagai pelindung arwah. Selain berjaga-jaga di kuil Inari, kitsune diminta agar melindungi penduduk setempat dari rubah liar (''nogitsune) yang suka membuat keonaran. Sama seperti kitsune berwarna putih, kitsune berwarna hitam dan kitsune berekor sembilan juga dianggap pertanda baik.[20]

Menurut kepercayaan yang berasal dari feng shui, rubah memiliki kekuatan luar biasa melawan iblis, sehingga patung kitsune konon bisa mengusir hawa kimon atau energi yang mengalir arah timur laut. Kuil Inari seperti kuil Fushimi Inari di Kyoto sering memiliki koleksi patung kitsune yang banyak sekali.

[sunting] Penipu

Patung kitsune dalam berbagai ukuran di Kuil Fushimi Inari, Kyoto

Kitsune sering digambarkan sebagai penipu dengan motif yang bervariasi, mulai dari sekadar ingin berbuat nakal hingga merugikan manusia. Kitsune dikisahkan senang mempermainkan samurai yang sombong, saudagar rakus, dan rakyat biasa yang suka pamer. Kitsune yang lebih kejam konon suka mengerjai pedagang miskin, petani, dan biksu yang saleh. Korban kitsune biasa laki-laki, sedangkan perempuan hanya bisa kerasukan kitsune.[19] Kitsune misalnya, dipercaya menggunakan bola api kitsune-bi sewaktu membantu pelancong yang tersesat.[46][47] Taktik lain kitsune adalah mengelabui korban dengan ilusi dan tipuan mata.[19] Kitsune memperdaya manusia dengan maksud merayu, mencuri makanan, memberi pelajaran untuk orang yang sombong, atau membalas dendam sesudah dicederai.

Permainan tradisional kitsune-ken merupakan salah satu jenis permainan Batu-Gunting-Kertas dengan tiga bentuk telapak tangan dan jari-jari yang melambangkan rubah, pemburu, dan kepala kampung. Pemburu kalah dari kepala kampung, dan sebaliknya pemburu menang atas rubah, tapi rubah bisa memperdaya kepala kampung.[48][49]

Kitsune digambarkan suka membuat onar ditambah reputasi suka membalas dendam. Akibatnya, orang berusaha mengungkap motif tersembunyi di balik tindakan rubah. Toyotomi Hideyoshi pernah menulis surat kepada Inari. Di dalam suratnya, Hideyoshi melaporkan keonaran yang dibuat salah seekor rubah terhadap para pelayan, dan memohon agar rubah-rubah diselidiki dan ditindaklanjuti. Kalau insiden ini tidak ditanggapi, Hideyoshi mengancam akan memburu semua rubah yang ada.[50]

Tamamo-no-Mae, kitsune yang sering ditampilkan dalam noh dan kyogen. Lukisan ukiyo-e karya Yoshitoshi.

Kitsune dikenal suka menepati janji dan berusaha keras untuk bisa membalas budi. Kitsune kadang-kadang membuat onar seperti yang dikisahkan sebuah cerita asal abad ke-12. Ancaman pemilik rumah untuk membinasakan semua rubah berhasil meyakinkan kawanan rubah untuk mengubah kelakuan. Kepala keluarga kawanan rubah hadir dalam mimpi pemilik rumah untuk mohon pengampunan dari pemilik rumah, sekaligus berjanji untuk berkelakuan baik dan membalas budi dengan menjadi pelindung keluarga.[51]

Sebagian kitsune menggunakan sihir untuk menguntungkan manusia yang dianggap teman atau majikan. Sebagai golongan Yōkai, ia tidak memiliki tata krama seperti manusia. Kitsune bisa mencuri uang dari rumah tetangga untuk diberikan kepada majikan, atau mencuri uang majikan sendiri. Di zaman dulu, pemilik rumah yang memelihara kitsune selalu dicurigai tetangga.[52]

Dalam cerita rakyat sering dikisahkan tentang pembayaran atas barang atau jasa yang dilakukan kitsune. Kitsune bisa menipu penglihatan orang yang menerima pembayaran dari kitsune dengan sihir. Emas, uang, atau batu permata yang diterima dari kitsune sebenarnya hanya kertas bekas, daun-daunan, cabang dan ranting, batu, atau benda-benda sejenis.[53][54] Hadiah yang benar-benar diberikan kitsune kepada manusia biasanya berupa benda-benda yang tak berwujud, seperti perlindungan, pengetahuan, dan umur panjang.[54]

[sunting] Istri dan kekasih

Kuzunoha yang memiliki bayangan seekor rubah. Karakter populer dalam kabuki (lukisan ukiyo-e karya Utagawa Kuniyoshi)

Kitsune sering digambarkan sebagai wanita penggoda dalam cerita yang melibatkan laki-laki muda.[55] Walaupun kitsune berperan sebagai wanita penggoda, cerita biasanya bersifat romantis.[56] Dalam cerita, laki-laki sering menikahi wanita cantik yang merahasiakan bahwa dirinya adalah seekor rubah. Ketika rahasia terbongkar, sang istri terpaksa meninggalkan suami. Pada sebagian cerita, laki-laki yang menikahi siluman rubah bagaikan bangun dari mimpi, kebingungan, berada jauh dari rumah, dan harus kembali ke rumah yang ditinggalinya dulu dengan membawa malu.

Beberapa cerita mengisahkan siluman rubah yang dijadikan istri melahirkan anak manusia. Anak-anak yang dilahirkan memiliki kemampuan fisik dan bakat supranatural melebihi orang biasa. Bakat ini juga diturunkan ke anak cucu bila manusia keturunan rubah kembali melahirkan anak.[20] Seorang ahli kosmologi (onmyōji) Jepang bernama Abe no Seimei dikatakan memiliki kekuatan sihir luar biasa karena keturunan kitsune.[57]

Kitsune sering dikisahkan menikahi sesama kitsune. Dalam bahasa Jepang, hujan lebat yang turun tiba-tiba ketika langit sedang cerah (hujan panas) disebut kitsune no yomeiri atau "pernikahan kitsune". Istilah tersebut berasal dari legenda yang mengisahkan kondisi cuaca pada saat upacara pernikahan kitsune.[58] Peristiwa pernikahan kitsune dianggap sebagai pertanda baik, tapi kitsune akan marah bila hadir tamu yang tidak diundang.[59]

[sunting] Cerita fiksi

Kitsune tampil dalam berbagai seni budaya Jepang. Sandiwara tradisional Jepang seperti noh, kyogen, bunraku, and kabuki sering mengisahkan legenda kitsune.[60][61] Begitu pula halnya dengan budaya kontemporer seperti manga dan permainan video. Pengarang fiksi dari Barat juga mulai menulis cerita yang diilhami legenda kitsune. Penggambaran kitsune menurut orang Barat biasanya tidak berbeda jauh dengan cerita asli kitsune.

Ibu Abe no Seimei yang bernama Kuzunoha merupakan tokoh kitsune yang dikenal luas dalam seni teater tradisional Jepang. Kuzunoha ditampilkan dalam cerita sandiwara bunraku dan kabuki Ashiya Dōman Ōuchi Kagami (Kaca di Ashiya Dōman and Ōuchi) yang terdiri dari lima bagian. Bagian ke-4 yang berjudul Kuzunoha atau Rubah dari Hutan Shinoda sering dipentaskan secara terpisah. Bagian ini menceritakan terbongkarnya rahasia Kuzunoha sebagai siluman rubah dan adegan saat harus meninggalkan suami dan anaknya.[62][63]

Tamamo-no-Mae adalah tokoh fiksi yang menjadi tema drama noh berjudul Sesshoseki (Batu Kematian), dan sandiwara kabuki/kyogen berjudul Tamamonomae (Penyihir Rubah yang Cantik). Tamamo-no-Mae berbuat banyak kejahatan di India, Tiongkok, dan Jepang, tapi rahasianya terbongkar dan tewas. Arwahnya menjadi sesshoseki (batu kematian). Arwah Tamamo-no-Mae akhirnya dibebaskan biksu bernama Gennō.[64][65][66]

Genkurō adalah seekor kitsune dikenal berbakti kepada orangtua. Dalam cerita bunraku dan kabuki berjudul Yoshitsune Sembon Zakura (Yoshitsune dan Seribu Pohon Sakura), kekasih Yoshitsune yang bernama Putri Shizuka memiliki tsuzumi (gendang kecil) yang dibuat dari kulit rubah orangtua Genkurō. Dalam penyamarannya sebagai Satō Tadanobu, Genkurō berhasil menyelamatkan Putri Shizuka dari Minamoto no Yoritomo. Namun identitas Genkurō sebagai siluman rubah terbongkar karena Satō Tadanobu yang asli muncul. Genkurō mengatakan suara kedua orangtuanya terdengar setiap kali gendang tsuzumi yang dimiliki Shizuka dipukul. Yoshitsune dan Shizuka akhirnya memberikan tsuzumi tersebut kepada Genkurō. Sebagai imbalannya, Genkurō memberi perlindungan sihir untuk Yoshitsune.[67][68][69]

raiju

Raijuu (雷獣 ?) adalah Bijuu yang yang berbentuk seperti berang-berang, mempunyai 4 kaki dan kuku yang amat tajam. Bila meraung seperti guntur. Aslinya, dia adalah dewa petir, tetapi karena pengaruh kekuatan Yamata no Orochi dia berubah menjadi monster. Raijuu bisa mengeluarkan listrik dalam jumlah besar untuk keperluan pertarungan. Bulunya berwarna emas dan ujungnya berdiri. Memiliki enam ekor yang bentuknya seperti petir, seperti dewa petir kuno.

Raijuu si dewa petir berbentuk musang/berang-berang

Raijuu juga digambarkan sebagai rekan Raiden, dewa guntur dari agama Shinto. Biasanya, Raijuu tenang dan tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi buas dan agresif ketika terjadi badai petir dan mengenai apa saja di sekitarnya, batu, pohon bahkan bangunan (orang dulu bilang bahwa pohon yang tersambar petir terkena cakaran Raijuu).

Ada juga yang mengatakan Raijuu tidur di perut manusia. Ini membuat Raiden menembakkan panah ke perut Raijuu tidur untuk membangunkannya, yang bisa membuat orang kesakitan. Orang-orang dulu tidur di perutnya bila cuaca sedang buruk. Ada pula yang mengatakan Raijuu hanya tidur di perut orang yang sedang tidur di luar.

houkou

Hokou (五尾 | 彭侯) adalah Bijuu yang berupa seperti anjing berekor lima. Setiap ekor makhluk ini merepresentasikan setiap-tiap kekuatan elemental: Api, Angin, Air, Tanah, dan Petir. Itu bisa mengakibatkan kerusakan dahsyat bila digunakan. Kemampuannya ialah menggunakan semua elemen maupun mengkombinasikannya. Setiap elemennya juga bisa menyebabkan bencana tergantung jenisnya. Hokou bermaksud menghancurkan alam untuk mendapatkan kembali lima elemen ini. Dia mengalami cedera berat ketika menantang Kyuubi berdua dengan Nekomata. Cukup aneh, dia adalah dewa ilusi. Hokou hidup di pohon besar yang sudah berumur panjang.

Hokou dalam lukisan kuno Jepang


adalaalah dewa ilusi. Hokoua ilusi. Hokou hidup di pohon besar yang sudah berumur panjang.


Sokou

Sokou si ekor empat (四尾 | 鼠鮫) adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, berbentuk siput-setengah-ular yang konon tinggal di gunung Fuji, Jepang. Sokou memiliki empat buah ekor dan menyebarkan gas beracun disekitar tubuhnya. Awalnya, Sokou adalah ayam jantan dan ular yang menjalin kasih. Namun akibat pengaruh udara dan racun di pegunungan, kedua hewan itu menyatu dan menjadi besar. Karena berbahaya, seorang ahli ilmu iblis bernama Yamazaki Ishiro menyegel Sokou ke dalam alat dewa Kandang Bulan Berjaring di dasar gunung Fuji, Jepang. Hingga saat ini, beberapa orang masih beranggapan bahwa letusan di gunung Fuji disebabkan oleh dengkuran Sokou ketika sedang tidur.kou

isonade

Isonade (磯撫で ?) adalah monster ikan dalam legenda Jepang. Ceritanya diteruskan turun temurun di Matsuura, Provinsi Hizen dan laut di Jepang Barat.[1][2][3]

Kisah ini juga terdapat dalam Ehon Hyaku Monogatari, sebuah kumpulan buku cerita aneh. Dalam literatur kuno Honsōsenkō, monster ini disebut Ōguchiwani (巨口鰐 ?, hiu bermulut besar).[1]

[sunting] Deskripsi

Tampak luar seperti hiu, jarum-jarum halus yang tidak terhitung jumlahnya terdapat di sirip ekor bagaikan alat untuk memarut.[1][2]

Isonade muncul kalau angin utara berhembus kencang. Perahu yang lewat di dekatnya akan diserang. Dia berenang dengan perlahan-lahan tanpa suara. Ketika laut tenang bagaikan diusap, isonade secara tiba-tiba menyerang mangsa dengan sirip ekor[2]. Sebelum menyerang, dia tidak akan menampakkan dirinya. Mangsa dijatuhkan ke laut dan dimakan.[1][3]

Orang yang berada di atas kapal, tidak akan mengetahui kalau isonade sedang mendekat. Kalau orang sadar warna air laut sudah berubah, maka semuanya sudah terlambat. Lalu, orang akan merasakan angin bertiup dari permukaan laut menyentuh tubuh. Angin itu berasal dari sirip ekor isonade. Kalau orang itu sadar isonade sudah datang, orang itu pasti sudah ditangkap olehnya.[2]

Bagi orang yang naik perahu, isonade merupakan makhluk yang benar-benar menakutkan. Tidak ada usaha pencegahan yang bisa dilakukan agar orang tidak dimakan isonade. Begitu ironis, alih-alih melaut menangkap ikan, orang ditangkap ikan.[2]

Menurut salah satu penjelasan, asal usul nama isonade, adalah permukaan laut yang bagaikan diusap (bahasa Jepang: naderu) ketika makhluk ini muncul dari bawah lain. Kisah lain mengatakan, ketika sirip ekornya menyerang orang, terlihat seperti sedang mengusap.[1]

Menurut orang di kota Kumano, Prefektur Mie, kalau ada orang mati di pantai, orang "itu mungkin diusap isonade" (isonade ni naderareta nodarō)[4].

Menurut perkiraan peneliti yōkai bernama Katsumi Tada, isonade bukanlah makhluk imajinasi, melainkan istilah yang dipakai untuk menyebut paus pembunuh.[5] Namun, paus pembunuh tidak memiliki sirip ekor penuh jarum seperti isonade. Berdasarkan fakta orang Jepang mulai berdagang ke Cina dan Asia Tenggara sekitar zaman Muromachi, orang Jepang yang sampai di Asia Tenggara untuk pertama kalinya melihat buaya muara yang kulit di punggung hingga ke ekornya memiliki banyak tonjolan. Hal tersebut menjadi inspirasi untuk menciptakan monster isonade yang memiliki jarum-jarum di ekornya.[5]

[sunting] Monster ikan sejenis

  • Kagewani (影鰐 ?)
Monster ikan di Yunotsu, Shimane, Nima, Prefektur Shimane (sekarang kota Ōda, Shimane).[6] Monster ikan yang tinggal di Izumo memakan bayangan di permukaan laut dari orang yang naik perahu. Bila bayangannya sudah dimakan, maka orang itu pasti mati.[7]
Nelayan yang bayangannya hampir dimakan kagewani namun menembak mati kagewani tersebut, nelayan itu juga akan tewas. Kematian tiba sesampainya nelayan itu di darat. Bila berjalan di pantai, kaki nelayan itu akan tertusuk tulang kagewani dan tewas.[8]

nekomata si jnchuriki ekor 2

Nekomata (二尾 | 貓又) adalah sebuah makhluk dari cerita mitologi Jepang, dipercaya sebagai sebuah metamorfosis dari kucing peliharaan. Ia berasal dari Hutan Kematian di utara Hokkaido dan konon pertama kali ditemukan di Hutan Iblis Hokkaido, ia berasal dari Hutan Kematian (berbeda dengan hutan iblis) di utara Hokkaido. Bentuknya berupa monster kucing hitam raksasa, yang terkadang ditampilkan dengan dua sayap malaikat berwarna hitam yang besar. Dia adalah peliharaan Dewa Kematian. Nekomata hidup dari memakan mayat dan jiwa-jiwa orang mati.

Legenda mengatakan, awalnya Nekomanta hanyalah seekor kucing peliharaan yang sering disiksa pemiliknya. Setelah si kucing mencapai umur sepuluh tahun, secara perlahan buntutnya akan terbelah menjadi dua bagian, bersamaan dengan meningkatnya kekuatan nujum (shamanism) dan sihir (necromancy) si kucing. Beberapa orang yang mempercayai ini biasanya memotong ekor kucing mereka karena takut berubah menjadi monster.

Gambar Nekomata dalam sebuah tatoo.

Nekomanta memiliki berbagai macam ilmu sihir dan nujum, tetapi yang paling umum digunakan ialah membangkitkan orang mati dengan kehendaknya. Nekomata dikatakan dapat menciptakan dan mengontrol kematian dengan menggerakan buntutnya atau dengan gerakan kaki depannya. Nekomata memakan orang yang dibencinya, apabila pemiliknya lebih kejam, maka si kucing akan menjadi lebih sadis. Nekomata tidak akan pernah melupakan siksaan oleh seseorang dan akan menyimpan dendam selamanya pada orang tersebut. Bila orang itu sudah mati, maka kerabatnya akan didatangi oleh Nekomata dan dihantui terus menerus. Cara menenangkannya ialah memberikan penghormatan, permohonan maaf dan makanan.

Beberapa cerita rakyat Jepang juga mengatakan bahwa Nekomanta dapat merubah bentuk tubuhnya menjadi manusia; bagaimanapun, tidak seperti kebanyakan nekomusume, Nekomanta betina cenderung terlihat sebagai wanita tua, memiliki kepribadian buruk, dan selalu menebarkan aroma menyeramkan disekitarnya, yang jika dihirup dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan penyakit dan wabah.


Rabu, 26 Agustus 2009

orochimaru

Orochimaru
(大蛇丸)

Orochimaru
Karakter dalam manga Naruto
Debut: Manga Chapter 45
Anime Episode 27
Pengisi suara
(versi bahasa Jepang):
Kujira; Yuriko Yamaguchi (sebagai Ninja Daun); Mayumi Yamaguchi (sebagai Orochimaru kecil); Sachiko Kojima (sebagai Orochimaru yang menyamar menjadi wanita)
Profil
Desa: Konohagakure (Desa Daun Tersembunyi)
Otogakure(Desa Lindungan Bunyi)
Tingkatan: Missing-nin (Ninja pelarian)
Hari ulang tahun: 27 Oktober
Umur: 50-51 di Part I
53 di Part II
Golongan darah: Manga Chapter 45
Anime Episode 27
Warna mata: Kuning, seperti mata ular
Warna rambut: Hitam
Berat badan: 57,3 kg
Tinggi badan: 172 cm
Rekan: Tsunade, Jiraiya, Sarutobi (Hokage ke-3).

Orochimaru adalah karakter fiksi dari anime dan manga Naruto. Nama "Orochimaru", seperti halnya Jiraiya dan Tsunade diambil dari sebuah literatur kuno Jepang, Jiraiya Goketsu Monogatari (児雷也豪傑物語, "Legenda Jiraiya yang pemberani"). Orochimaru dalam legenda tersebut berperan sebagai murid Jiraiya sebelum akhirnya terinfeksi oleh sihir ular. Dalam mitologi Jepang, ular berkepala delapan, ketika terbunuh, mengeluarkan sebuah pedang bernama Kusanagi dari ekornya; Orochimaru memiliki Kusanagi ini pada cerita Naruto, dan menggunakannya ketika bertarung melawan Hokage Ketiga, dia juga pernah menggunakan pedang ini ketika menghadapi Jiraiya dan Tsunade, dan terakhir, ia menggunakannya untuk melawan Naruto (yang ketika itu berbentuk rubah ekor empat). Dalam film Naruto: Ultimate Ninja, pedang Kusanagi disebut sebagai Grass Halberd, sebuah plesetan dari arti yang sebenarnya, Grass-Cutter atau pemotong rumput.

Orochimaru berjenis kelamin laki-laki, tetapi suaranya seperti perempuan. Ini dilakukan untuk membuatnya terlihat lebih kejam, sama seperti tokoh Frieza dalam anime Dragon Ball Z. Faktanya, pada awal seri Naruto, dia benar-benar terlihat seperti wanita karena ia menggunakan tubuh seorang ninja yang berjenis kelamin wanita. Sebagai tambahan, dalam cerita singkat masa lalu (flashback), dia merekut anggotanya dengan menyamar sebagai wanita yang menggunakan kimono, dengan sebuah busur panah besar di punggungnya.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Part I

[sunting] Ujian Chuunin

Orochimaru menyamar sebagai salah satu peserta ujian chuunin, bahkan sempat muncul di depan Anko, mantan muridnya. Ketika ujian berlangsung, dia menyerang tim 7, dan membuat Sakura dan Sasuke ketakutan setengah mati. Dia memberikan segel "joutai" pada Sasuke. Naruto yang kesal membangkitkan Kyuubi dalam dirinya dan menyerang Orochimaru, tapi Naruto saat itu masih bukan tandingannya. Orochimaru lalu menanamkan segel tambahan di badan Naruto agar Kyuubi dalam dirinya sulit keluar.

Setelah memasuki babak utama, Orochimaru yang menyamar sebagai jounin pembimbing desa oto menyusup ketika Kakashi sedang menyegel kutukan di leher Sasuke. Kakashi yang menyadari kehadirannya terpaku karena hawa membunuh yang dikeluarkan Orochimaru membuatnya menyadari perbedaan kekuatan mereka.

Orochimaru lalu menyamar sebagai Kazekage dan ikut menyaksikan babak utama bersama Hokage. Dia juga bersikap biasa saja. Sampai akhirnya serbuan dilaksanakan, dia lalu membuka identitas dirinya. Dia membawa Hokage ke atap dan sudah bersiap membunuhnya, tapi urung dan akhirnya terjadi pertarungan sengit antara murid dan guru. Orochimaru menggunakan Edotensei untuk memanggil arwah hokage ke 1 dan 2 untuk melawan hokage ke 3. Karena kewalahan akhirnya hokage ke 3 mengeluarkan Fuuinjutsu, Shikifujin untuk menyegel Orochimaru. Tapi hanya kedua tangan Orochimaru saja yang tersegel. Dia lalu mundur bersama anak buahnya.Sedangkan hokage ke 3 akhirnya meninggal.

[sunting] Pencarian Tsunade

Orochimaru yang tangannya terbakar, mencari Tsunade bersama Kabuto ke suatu kota. Setelah bertemu, dia menjanjikan akan mengidupkan kekasih dan adiknya yang telah mati sebagai ganti tangannya untuk disembuhkan. Tsunade meminta waktu 1 minggu untuk menentukan pilihan. Setelah satu minggu Tsunade ternyata malah menyerang Orochimaru. Tidak lama Jiraiya, Naruto dan Shizune bergabung dalam pertarungan. Masing-masing sannin mengeluarkan jutsu andalan mereka. Orochimaru mati-matian melawan dua orang sannin dengan tubuh yang cacat. Akhirnya dia mundur dari pertarungan setelah pukulan "mengerikan" Tsunade telak mengenai wajahnya.

[sunting] Part II

[sunting] Pencarian Sasuke

Tim 7 yang mendapat tugas menemui mata-mata Sasori malah bertemu Kabuto dan Orochimaru. Mereka lalu bertarung. Orochimaru lalu berhadapan langsung dengan Naruto. Naruto yang sudah sangat muak pada Orochimaru melepaskan kekuatan Kyuubi hingga empat ekor. Orochimaru bertarung seimbang dengan kekuatan mengerikan kyuubi, dikarenakan dia sudah berganti tubuh dan mengeluarkan kemampuan hingga maksimal. Akhirnya dia mundur setelah Sai datang dan memberinya surat dari Danzo.

Di persembunyiannya, lagi-lagi dia bertemu Naruto. Kali ini Naruto tidak menggunakan kekuatan kyuubi. Setelah Sasuke mengamuk, Orochimaru memerintahkan Kabuto dan Sasuke untuk mundur.

[sunting] Orochimaru vs Sasuke

Tiga tahun sudah berlalu sejak Orochimaru terakhir kali mengganti tubuhyna. Dan kali ini ia membutuhkan tubuh baru sebagai wadah untuk menggantikan tubuh lamanya yang telah membusuk. Seperti rencana yang telah ia atur sejak awal, ia berencana untuk mengambil tubuh Sasuke sebagai wadah barunya. Namun sayang, Sebelum Orochimaru sempat melakukan niatnya tersebut Sasuke telah datang padanya lebih dulu dengan maksud untuk membunuhnya. Orochimaru yang merasa dikhianati oleh Sasuke akhirnya memutuskan untuk menghadapi Sasuke. Sasuke mengeluarkan seluruh kemampuan yang ia miliki. Dimulai dari perubahan tahap kedua sampai menggunakan jurus baru yang ia kembangkan, Chidori Nagashi. Akhirnya Orochimaru berhasil ditaklukkan setelah Sasuke berhasil mengambil teknik ruang persembahan milik Orochimaru dengan Sharingan. Alih-alih untuk menelan seluruh tubuh Sasuke dengan menggunakan teknik ruang persembahan, Orochimaru malah tertelan ke dalam tubuh Sasuke. Seluruh kemampuan dan skill milik Orochimaru berpindah kepada Sasuke.